Pages

Kamis, 24 Oktober 2013

Membuat Slide show di Blog


Cara Mudah Membuat Slide Show Foto di Blog
1. Login ke blogger
2. Pilih Tata Letak kemudian Tambah Gadget
3. Pilih HTML/JavaScript
4. Masukan kode HTML berikut ini:

<script src='http://yourjavascript.com/53816065231/Database5.js' type='text/javascript'></script>
<script type="text/javascript" src="http://yourjavascript.com/65160840132/cycle.js"></script>
<script type="text/javascript">
$(document).ready(function() {
$('#content-slider').cycle({
fx: 'fade'
});
});
</script>
<style type="text/css">
#content-slider {
   position: relative;
   width: 100%;
   height: 250px;
   overflow: hidden;
   margin:0 auto;
}
#content-slider img {
   display: block;
   width: 100%;
   height: 250px;
}
</style>
<div id="content-slider">
<img src="URL Foto 1" />
<img src="URL Foto 2" />
<img src="URL Foto 3" />
<img src="URL Foto 4" />
</div>

5. Ganti URL Foto 1 dengan URL foto yang sudah dihost (upload)
6. Kita bisa juga menyesuaikan tinggi foto (height) dan lebarnya.
7. Kita bisa menambahkan atau menampilkan foto lebih banyak lagi dengan menambahkan kode sama seperti <img src="URL Foto 4" /> dan seterusnya.
7. Simpan jika sudah selesai. 

Rahasia Mendapatkan Foto Tajam (part II)

Shutter Speed & Tripod

Teknik Fotografi - Artikel InFotografi Kali ini akan mengulas tentang teknik serta tips fotografi yang bisa digunakan untuk menghasilkan foto yang tajam. Apa saja sih:

Scales Tarn & Sharp Edge, The Lake District
Photo: Tom

1. Shutter Speed dan Focal Length

Shutter Speed yang Sobat gunakan harus cukup cepat jika menginginkan hasil foto yang dipotret dengan handheld tetap tajam dan Focal Length lensa yang Sobat gunakan juga berperan penting dalam menentukan seberapa cepat shutter speed. Semakin besar/panjang focal length yang sobat gunakan maka semakin besar pula potensi camera shake yang akan terjadi. Hal ini berarti, Sobat membutuhkan shutter speed yang lebih cepat pada focal length yang lebih panjang. Satu aturan dasar yang bisa Sobat ikuti adalah: Selalu gunakan shutter speed yang lebih besar dari focal length. Contoh: Jika Sobat menggunakan FL efektif pada 300mm maka shutter speed yang diperlukan adalah minimal 1/320 detik. Jika Sobat memotret menggunakan kamera dengan sensor APS-C (seperti Canon 60D atau 7D), maka Sobat perlu rumus 1.6x Crop Factor, dan kemudian kalikan  dengan focal length yang Sobat gunakan. Contoh: Jika menggunakan 300mm,  maka: 300 x 1.6= 480, jadi shutter speed 1/500 idealnya akan memberikan hasil yang bebas shake.

2. Fitur Image Stabilisation

Sudah banyak sekali lensa yang memiliki fitur Image Stabilisation di pasaran. Fitur ini memungkin Sobat untuk memotret lebih lambat kira-kira Dua sampai Tiga stop dibandingkan lensa Non-Image Stabilisation. Pada Canon fitur ini disebut dengan IS (Image Stabilizer), Tamron menyebutnya VC (Vibration Compensation), dan di Nikon adalah VR (Vibration Reduction). Fitur ini sangat berguna ketika Sobat memotret di kondisi kurang cahaya, atau jika ingin membekukan obyek gerak karena Sobat masih bisa menurukan shutter speed tanpa khawatir akan terjadinya shake. Bahkan beberapa lensa sudah dilengkapi dengan sistem stabilator dengan Dua pengaturan, yaitu pada gerakan horisontal serta vertikal.


3. Tinggikan ISO!!

Terkadang kita tidak bisa mendapatkan shutter speed yang kita harapkan saat memotret pada kondisi rendah cahaya, atau subyek yang bergerak terlalu cepat, bahkan aperture lebar pun terasa kurang membantu. Solusi paling mudah adalah dengan cara menaikkkan atau meninggikan ISO. Dengan meninggikan ISO dari 100 ke 1600 Sobat akan mendapatkan shutter speed yang lebih cepat beberapa stop. Jangan lupa perhatikan juga loh noise dan grain yang diakibatkan ISO tinggi.


4. Berkreasi Dengan Shutter Speed

Aturan dibuat untuk dilanggar, dan Sobat tentu bisa bebas berkreasi menggunakan shutter speed lambat untuk menghasilkan foto blur yang menarik. Ketika Sobat memotret sebuah sepeda, mobil atau obyek gerak cepat lainnya, Sobat bisa menggunakan teknik panning untuk mengikuti subyek, dan tetap menghasilkan foto tajam sementara background terlihat blur. Sobat juga bisa mendapatkan efek "lukisan", Pasang shutter speed kalian di kisaran 1/30 detik, dan geser kamera saat pengambilan exposure agar bentuk pepohonan menjadi warna-warna abstrak.


5. Mirror Lockup

Sering Kita mendengar bahwa shake sering diakibatkan pada saat memotret handheld dengan shutter speed lambat. Faktanya adalah: foto blur juga bisa diakibatkan oleh getaran-getaran kecil ketika mirror kamera bekerja (gerakan naik turun). Jika sobat menggunakan lensa tele atau memotret close up / makro atau bahkan long exposure, maka gerakan sekecil apapun akan terasa, dan bahkan penggunaan tripod sekalipun tidak dapat menghilangkan getaran secara sempurna. Solusi yang terbaik adalah menghidupkan fitur Mirror Lockup. Mirror akan terbuka ke atas setelah Sobat menekan tombol shutter, dan tekan sekali lagi tombol shutter untuk mengambil gambar, setelah itu mirror akan tertutup lagi. Jika kamera sobat tidak memiliki fitur ini maka bisa menggunakan Life View. Mirror akan secara otomatis terbuka ketika fitur ini dinyalakan.


6. Pemasangan Tripod

Jika Sobat memotret landscape pada kondisi rendah cahaya serta menggunakan aperture kecil (bilangan besar), bisa dipastikan Sobat akan mendapati shutter speed yang terlalu lambat untuk memotret handheld. Penggunaan Tripod sangat disarankan pada kondisi pemotretan seperti ini, tetapi perlu diingat penggunaan Tripod yang kurang tepat belum tentu bisa mengeliminasi getaran atau camera shake. Pastika tripod terpasang dengan benar dan sestabil mungkin. Usahakan jangan menyentuh kamera saat memotret, gunakan shutter release atau timer untuk melepaskan shutter. Sobat juga bisa menggunakan fitur miror lockup atau Life View seperti yang telah dijelaskan di point 5. Gantungkan tas kamera di bagian dasar Tripod. Biasanya di sebagian besar Tripod sudah memmiliki pengaitu sebagai media gantungan tas. 
 
sekian dan terima kasih
sumber : http://www.infotografi.com

Rahasia Mendapatkan Foto Tajam

Pemilihan Fokus

Pilih AF yang tepat bagi subyek yang statis, bergerak atau bahkan subyek yang susah diterka kemana arah geraknya.
Focus
Photo: Craig Jewell

Mode AF

InFotografi contohkan pada kamera Canon EOS DSLR memiliki Tiga Mode autofocus. Sobat bisa mengoperasikan dengan menekan tombol AF yang berada di bagian atas kamera, dan putarlah dial untuk memiliih mode yang Sobat hendaki. Sobat juga bisa mengakses mode AF pada Quick Menu di bagian layar LCD.

Mode One Shot ideal bagi subyek-subyek foto yang statis atau tidak bergerak, seperti: Landscape atau Still Life. Sobat bisa menggunakan mode AI Servo untuk melacak atau mengikuti gerakan subyek gerak seperti pada dunia olahraga, wildlife dan lain-lain. Lalu bagiaman dengan subyek foto yang statis tetapi mungkin akan bergerak secara tak terduga, seperti anak kecil dan hewan? Sobat bisa gunakan AI Focus yang merupakan perpaduan antara Dua mode yang telah dijelaskan sebelumnya. Cara kerja AI Focus adalah: mengunci subyek pertama kali dengan mode One Shot, tetapi kemudian berpindah ke AI Servo jika subyek tersebut bergerak

Titik Fokus

Fotografer pemula cenderung untuk menggunakan pengaturan otomatis dalam memilih titik fokus. Mode default ini memberikan titik fokus kepada bagian subyek yang terdekat pada kamera, hal ini berarti titik fokus yang diberikan oleh kamera tidak selalu tepat seperti apa yang Sobat inginkan. Alangkah baiknya jika Sobat memilih titik fokus secara manual, jadi Sobat bisa memiliki kendali lebih pada bagian subyek yang mana yang ingin terfokus. Kamera-kamera high-end seperti Canon 7D mendukung sistem mode Hybrid Zone AF. Jumlah titik fokus yang lebih banyak tentu akan meningkatkan peluang akurasi fokus.

Fokus Manual

Tidak ada kata waktu yang tepat atau salah ketika menggunakan fokus manual, tetapi ada beberapa kondisi dimana hal ini membuat semuanya bisa lebih mudah. Sebagai contoh: Jarak memotret yang sangat dekat pada fotografi makro menyebabkan terbatasnya Depth of Field, sehingga fokus yang didapatkan harus se-presisi mungkin. Kombinasi dari penggunaan Tripod dan fokus manual membuat Sobat memiliki kendali penuh terhadap bagian subyek yang ingin terfokus. Jika Sobat memotret secara handheld menggunakan auto fokus maka peluang akurasi fokus akan berkurang, dan camera shake akan selalu menjadi permasalahan. Kondisi rendah cahaya juga menyulitkan lensa untuk menemukan fokus dengan cepat dan akurat jika menggunkan autofokus. Delay yang terjadi saat menemukan fokus berarti Sobat akan kehilangan momen.

Gunakan Live View

Mode Live View bisa menjadi fitur kamera yang memudahkan Sobat untuk memastikan dimana titik fokus berada. Live View bisa berfungsi lebih optimal jika dikombinasikan dengan tripod. Matikan fitur Image Stabilisation (IS atau VR) pada lensa kalian, dan rubah fokus ke manual, zoom, arahkan pada bagian dimana Sobat ingin ketajaman maksimal. Setelah selesai memotret, rubah ke ke mode Playback, dan periksa bagaimana ketajaman yang dihasilkan.

sekian dan terima kasih
sumber : http://www.infotografi.com

Memotret Low-Light Tanpa Flash


Tips Fotografi - Fotografi akan terasa mudah jika terdapat cukup cahaya dan kondisi yang ideal, tetapi seperti yang banyak kita bahas sebelumnya bahwa kondisi pencahayaan dalam fotografi digtial tidak selalu seperti yang kita harapkan. Dalam dunia fotografi digital kita bekerja dengan cahaya, sama seperti kita bekerja dengan orang lain, tentu suatu saat akan mengecewakan bukan?
Little Low-Light Monsters (D800 @ ISO 25,600)


Seorang sobat InFotografi pernah bertanya tentang bagaimana dia bisa memotret acara pernikahan temannya, tetapi dia tidak diperbolehkan menggunakan flash. Alasannya sederhana, cahaya flash menurut mereka akan mengurangi khidmadnya upacara pengucapan ijab kabul atau sumpah. Pada intinya dia mempertanyakan bagaimana menghasilkan foto yang bagus tanpa menggunakan flash pada kondisi rendah cahaya atau low-light. Menurut kami itu adalah pertanyaan yang bagus sekali, dan tentu semuanya mungkin dalam dunia fotografi digital, tetapi tentu saja pasti ada faktor keuntungan dan kerugian dalam menerapkan sebuah teknik bukan? Mari kita bahas lewat artikel ini!
Flash merupakan solusi terbaik pada fotografi low-light, tetapi masalahnya tidak semua situasi memungkinkan untuk penggunaan flash. Tidak hanya akan mengganggu konsentrasi jalannya acara, tetapi juga flash akan mengakibatkan hasil foto kalian terasa datar atau flat. Hal tersebut kemungkinan besar terjadi jika Sobat menggunakan flash built-in bawaan dari kamera digital. Flash built-in (flash pada umumnya) berarti memberikan pencahayaan pada subyek dari arah depan.
Hal tersebut tentu bisa dihindari dengan beberapa cara, tergantung dari subyek serta bagaimana karakter cahaya. Pelajari bagaimana melihat jatuhnya cahaya di sekitar, sehingga Sobat bisa mengerti apakah penggunaan flash bisa bekerja dengan baik atau tidak. Caya yang baik untuk menghadapi masalah pencahayaan rendah atau low-light adalah dengan menggunakan pengaturan ISO tinggi. ISO adalah tingkat kesensitifan sensor terhadap cahaya.
Kekhawatiran ketika menggunakan ISO tinggi adalah NOISE, jika kalian merasa pengaturan ISO sudah sempurna tetapi belum tentu sempurna untuk noise yang akan diakibatkannya. Dalam era fotografi digital Sobat bisa mengurangi tingkat NOISE yang ada pada sebuah foto dengan menggunakan perangkat lunak. Saat ini terdapat Dua software menurut kami yang bagus untuk Noise Reduction, yaitu: "Noise Ninja" atau "Neat Image". Jika Sobat tidak menaikkan pengaturan ISO serta tidak memiliki tripod, maka kemungkinan besar kalian akan menghadapi masalah 'camera shake'. Cobalah untuk menaikkan ISO, dan kalian akan mengerti kenapa NOISE itu lebih baik daripada 'camera shake'. Dalam dunia fotografi digital NOISE akan selalu menjadi satu hal yang perlu dipertimbangkan.
Salah satu keuntungan kita dalam era fotografi digital adalah, ISO tinggi memudahkan kita memotret pada kondisi rendah cahaya. Pada era fotografi film, kalian harus mengganti rol film yang memiliki ISO atau ASA yang lebih tinggi, benar-benar mempermudah kita bukan? Ini merupakan keuntungan yang bisa kita manfaatkan sebagai seorang fotografer digital.
Contoh yang lain adalah ketika kita memotret di dalam ruangan, seperti sebuah pidato sambutan, atau konser musik klasik. Flash kemungkinan besar tidak akan diperbolehkan pada situasi seperti ini, jadi bagaimana kita mengatasinya? Rubah ISO kalian ke pengaturan yang lebih tinggi, jika kalian menggunakan "Auto ISO" pada kamera digital kalian, maka kamera akan mendeteksi penggunaan ISO tinggi yang diperlukan. Sobat tentu bisa mengatur ISO secara manual, bertambahnya tingkat sensitifitas terhadap cahaya akan memperbesar peluang untuk mendapatkan exposure yang pas untuk kondisi rendah cahaya. Sobat bisa memutuskan untuk lebih meninggikan pengaturan ISO dan memilih shutter speed lebih cepat, jika masih mengalami camera shake serta tidak memiliki Tripod.
Cara lain yang bisa dilakukan pada kondisi rendah cahaya adalah dengan menggunakan Lensa Cepat (Fast-Lens), tetapi tentu akan menguras kantong seorang fotografer pemula bukan? Berikut ini merupakan Tips yang bisa Sobat lakukan jika tidak memiliki Fast-lens, Tripod serta larangan penggunaan flash:
  1. Tinggikan ISO seperlunya.
  2. Memotret menggunakan Format RAW
  3. Gunakan Aperture Priority dengan f-stop paling rendah, fash-lens biasanya memiliki f-stop terendah f1/8 atau bisa lebih rendah lagi.
  4. Jika hal diatas masih menghasilkan shutter speed yang terlalu rendah untuk dipegang, maka kalian bisa menurunkan exposure compensation sebanyak satu stop, itu akan meningkatkan shutter, dan kemudian rubah expsosurenya di post-produksi (gunakan format RAW).
  5. Sobat bisa menggunakan software Noise Reduction, untuk mengurangi grain serta noise.

Seperti yang dituliskan diatas, bahwa 'Fast-Lens' akan terasa sangat mahal bagi ukuran fotografer pemula, tapi tidak ada salahnya untuk mencoba menggunakan lensa prime seperti Canon 50mm f1.8 atau Nikon 50mm f1.8. Cobalah dan rasakan bedanya. Bedanya mungkin ada pada zooming, untuk itu gunakan kaki kalian sebagai pengganti Zooming. Happy Low-Lighting!

sekian dan terima kasih
sumber: http://www.infotografi.com

Memotret Landscape Saat Sunset

Belajar Fotografi - Kualitas cahaya saat matahari tenggelam atau Sunset bisa menjadi saat-saat yang berharga bagi para fotografer landscape. Tidak hanya warna langit yang begitu menarik, tetapi juga sudut rendah matahari bisa memberikan tekstur pada landscape. Sunset memang menawarkan potensi atau peluang foto landscape yang hebat, tetapi juga memiliki tantangan tersendiri yang harus Sobat atasi guna memaksimalkan potensi-potensi foto hebat yang ada. Berikut ini beberapa tips serta pendekatan yang bisa dilakukan saat memotret sunset.

 

Pengaturan Kamera

Pertanyaan yang pasti terlintas adalah: "Pengaturan seperti apa yang bisa saya gunakan saat memotret sunset?". Memotret saat sunset sebetulnya tidak berbeda dengan pemotretan landscape lainnya, berikut ini bisa dijadikan acuan awal yang bagus:
  • Mode Pemotretan: Manual
  • ISO: 100
  • Aperture: f/11 (Depth of Field luas, tanpa menurunkan kualitas gambar)
  • Shutter Speed: Sesuaikan dengan kondisi langit yang terekam dalam gambar (percepat jika tampak terlalu terang, dan perlambat jika langit terlalu gelap).
  • White balance: Daylight/Sunny jika Sobat memotret menggunakan JPEG
Hal yang perlu diingat bahwa pengaturan kamera bukan sebuah parameter yang menjamin keberhasilan foto sunset kalian, berikut ini adalah beberapa hal yang juga perlu dipertimbangkan:

Exposure

Hal yang menarik dari Sunset adalah langit cerah bewarna merah, pink serta oranye, dan tidak sedikit Sobat InFotografi yang tergoda untuk menjadikan langit sebagai Focal Point atau Point of Interest, Sobat meng-ekspose langit, dan menjadikan elemen-elemen lainnya menjadi semacam siluet. Jika foto tersebut memiliki komposisi yang bagus sih tidak masalah, tetapi jika tidak maka penikmat foto kalian tidak memiliki hal lain selain langit untuk dilihat, jadi mereka secara cepat kehilangan ketertarikan terhadap fofo-fofo sunset kalian.
Salah satu kelebihan sunset adalah cahaya bewarna keemasan yang menerangi area didepan kalian dengan bayangan-bayangan yang panjang. Memotret langit serta area tersebut bisa membuat foto-foto landscape kalian lebih menarik. Tetapi Sobat akan menemui tantangan: Ketika matahari rendah, langit akan bewarna cerah tetapi tidak pada area tanah di depan kalian. Perbedaan tingkat kecerahan ini bisa menimbulkan masalah terhadap foto kalian. Jika perbedaan terlalu jauh, maka sobat akan kehilangan detail langit atau bayangan di tanah
Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah tersebut:
  1. Gunakan filter Graduated Natural Density (GND).
  2. Ambil beberapa gambar (satu gambar mengekspose langit, dan satu mengekspose bagian tanah), gabungkan Dua foto tersebut menggunkaan perangkat lunak editing gambar.
Kedua cara diatas memiliki kesulitan tersendiri diantaranya adalah: timbulnya flare dari penggunaan filter atau ada gambar tidak benar-benar identik saat pengambilan dua gambar (biasanya diakibatkan karena adanya gerakan).

Komposisi

Saat memotret sunset tentu Sobat ingin juga menyertakan matahari di dalam frame dong. Jika posisi matahari masih relatif tinggi, maka eksposure yang pas cukup sulit untuk didapatkan. Sobat bisa menunggu sampai matahari masuk ke horizon, sehingga Sobat akan lebih mudah mendapatkan exposure.
Pilihan lainnya adalah jangan menyertakan matahari dalam frame foto kalian. memang Sobat akan kehilangan "drama" dari matahari itu sendiri, tetapi Sobat masih bisa mendapatkan nuansa waktu atau senja, tanpa kesulitan untuk mendapatkan exposure yang pas.

Jangan berkemas ketika matahari telah tenggelam

Banyak sekali fotografer landscape yang bergegas pulang ketika matahari sudah tidak tampak lagi, coba tunggu sekitar 10 menit. Cermati awan-awan yang ada dilangit akan berganti warna dengan disertai berkas-berkas cahaya matahari, scene ini tentu masih menawarkan foto-foto yang menarik bukan?. Sobat akan membutuhkan tripod karena shutter speed yang Sobat dapatkan tidak secepat di awal.
 
 sekian dan terima kasih
sumber : http://www.infotografi.com